rencana
Al-Aqsa masih dalam bahaya – Rana Setiawan
Amat disesalkan sebahagian besar umat Islam di dunia, apalagi lagi di Indonesia, belum begitu banyak mengetahui bahaya yang mengintai Masjid Al-Aqsa di Kota Al-Quds, Palestin.
Isu Palestin sering kali dilihat sebagai isu Arab-Israel dan sering pula digambarkan sebagai konflik perebutan tanah, yang akhirnya mengaburkan usaha penghancuran kiblat pertama bagi umat Islam ini.
Sungguh tidaklah sulit jika kita mendapati majoriti anak muda dan generasi tua yang tidak tahu menahu Masjid Al-Aqsa pernah dibakar pada 1969.
Lebih lagi, banyak yang tidak mengambil peduli tentang ancaman para ekstremis Yahudi yang akan merampas Masjid Al-Aqsa, berbanding dengan kepekaan mereka terhadap siapa yang bakal memenangi Dangdut Academy!
Lebih menyedihkan lagi, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang didirikan setelah peristiwa Masjid Al-Aqsa dibakar pada 1969, kini di bawah kepemimpinan Jeddah, sedang mempersiapkan KTT Luar Biasa mengenai Al-Quds dan Palestin yang akan diadakan di Jakarta awal Mac ini.
Tentunya ini tanda kondisi Al-Aqsa dan Palestin kian memburuk. Berbagai bentuk ancaman dan bahaya dihadapi kawasan tersuci ketiga bagi umat Islam ini, di antaranya dibakar, diserbu, digali dasarnya, dinodai, dihalangi pengunjungnya, dikepung, dinajisi dan tindakan penistaan lainnya.
Hal itu semua terjadi dan terus menerus dilakukan ekstremis Yahudi didukung Zionis Israel.
Berdasarkan Pusat Informasi Urusan Al-Quds dan Al-Aqsa QPress dalam ringkasan studinya selama 2015, menegaskan pada 2016 ini Al-Aqsa akan menjadi target penjajah Zionis daripada 3 poros utama; pertama, mengintensifkan realisasi rencana projek yahudisasi raksasa di sekitar Al-Aqsa. Kedua, menggali lebih dalam tanah di bawah Al-Aqsa, menambah jumlah muzium Yahudi. Ketiga, mematangkan undang-undang penyerbuan ekstremis Yahudi ke Al-Aqsa.
Yahudisasi Al-Aqsa
Ada beberapa tindakan Yahudisasi yang terus berlangsung, di antaranya; mengintensifkan realisasi projek yahudisasi raksasa di sekitar Al-Aqsa. Ini muncul jelas di mana pemerintah Netanyahu fokus kepada projek yahudisasi di sekitar Al-Aqsa dan wilayah Al-Burraq (dianggap tembok ratapan oleh Yahudi) dan wilayah Silwan.
Di tembok Al-Burraq, Zionis Israel membangun projek yahudisasi Strauss House di bahu jambatan Ummu Banat yang menempel di Halaman Al-Burraq. Hingga kini Israel masih terus membangun bangunan ini.
Akhir 2015, Israel menyetujui rencana pembangunan Rumah Mutiara Yahudi setelah menjadi polemik selama 8 tahun. Bangunan ini akan memiliki 3 tingkat berdepan dengan Masjid Al-Aqsa di samping Halaman Al-Burraq di sebelah barat masjid yang realisasinya akan dipercepat.
Di Gerbang Silwan, sebelah selatan Al-Aqsa, Israel akan membangun "Kuil Torah" setinggi 7 tingkat. Pihak berkuasa pendudukan Israel terus menekan agar projek ini segera diselesaikan.
Selain itu, kewenangan operasional di wilayah "Istana Umawi", sebelah selatan Al-Aqsha akan dilimpahkan kepada lembaga Yahudi "El-Ad" sehingga projek raksasa Yahudi akan semakin besar seperti projek Taman Yahudi Davidson.
Undang-undang penyerbuan
Data menyebutkan, jumlah ekstremis Yahudi yang menggerebek Al-Aqsa selama era Netanyahu 2009-2015 naik tajam hingga lebih 200%. Sementara lembaga Al-Aqsa atau Yayasan Imarah Al-Aqsa mencatat terjadi kenaikan hingga 300% pada era sebelumnya.
Sebanyak 5.658 ekstremis Yahudi yang menyerbu Al-Aqsa pada 2009. Sementara pada 2015 mencapai 10.766 ekstremis Yahudi. Menurut catatan Dinas Wakaf di Al-Quds, jumlah ekstremis Yahudi yang menyerbu Al-Aqsa pada 2015 mencapai 11.489 dan menurut Qpres mencapai 14.074 orang. Sementara daripada data Israel menyebutkan bahkan jumlah selama 6 tahun terakhir mencapai 57.621 ekstremis Yahudi.
Sementara Zionis Israel mencegah jemaah Islam Palestin untuk dapat memasuki masjid, dengan pengaturan super ketat, blokade pagar pembatas, dan checkpoint hambatan yang dibangun mereka di pintu gerbang menuju Al-Aqsa.
Mereka hanya mengizinkan orang Islam berusia di atas 40 tahun untuk memasuki Masjid Al-Aqsa.
Kesedaran umat
Rasanya umat Islam harus bersikap proaktif dalam menyelamatkan Masjid Al-Aqsa. Indonesia yang majoriti umat Islam terbanyak di seluruh dunia tentunya mempunyai peran penting dan strategis.
Tidak hairan jika OKI dan perwakilan Palestin meminta Indonesia menjadi tuan rumah KTT Luar Biasa OKI untuk Al-Quds dan Palestin awal Mac ini.
Alasan kuat kenapa KTT Luar Biasa OKI ini digelar pun kerana keadaan Al-Quds yang tak kunjung membaik hingga saat ini, rundingan dalam konteks kuartet sudah berhenti sejak Mei 2015, dan situasi dunia saat ini sangat dinamik sehingga terjadi distraksi isu yang dikhuatirkan akan menjadikan isu Palestin ini menjadi tersingkirkan.
Pada "Hari Cinta Al-Aqsa" yang jatuh setiap Isnin, umat Islam diharapkan dapat merperbarui komitmen untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa daripada tangan penjajah Zionis Israel, meningkatkan gerak perjuangan menuju pembebasan tersebut, menghimpun dana melalui tabung-tabung Cinta Al-Aqsa.
Hari Cinta Al-Aqsa ini didukung pelbagai tokoh dan ulama, khususnya para pejuang Palestin di Gaza.
Selain itu, umat Islam juga diharapkan menggunakan atribut-atribut Cinta Al-Aqsa khususnya di sekolah atau madrasah. Al-Isra ayat 1-8 saat memimpin solat berjemaah.
Lakukanlah segera tindakan proaktif sebelum sampai waktunya umat Islam hanya mengenali Masjid Al-Aqsa setelah ia dirobohkan dan digantikan dengan kuil Yahudi. – 15 Februari, 2016.
* Penulis ialah redaktur Mi'raj Islamic News Agency (MINA).
* Ini ialah pendapat peribadi penulis dan tidak semestinya mewakili pandangan The Malaysian Insider.
Please note that you must sign up with disqus.com before commenting. And, please refrain from comments of a racist, sexist, personal, vulgar or derogatory nature and note that comments can be edited, rewritten for clarity or to avoid questionable issues. As comments are moderated, they may not appear immediately or even on the same day you posted them. We also reserve the right to delete off-topic comments